Tips BookingHostel pas Backpackeran di Luar Negeri
Ini saran saya buat kamoe-kamoe yang senang jalan-jalan
murah ala backpacker, untuk membooking hostel dan kawan2nya:
- Untuk masa liburan, Sabtu Minggu pesanlah jauh-jauh. Bukan masalah engga ada hostel lain (penginapan itu pasti ada kalau rajin nyari dan jalan, tapi sudikah kamu jalan-jalan bawa tas berat apalagi kalau dapet penerbangan malem kalau ternyata hostel kamu sudah penuh? Seringkali untuk hostel dengan review baik, mereka penuh terisi saat liburan (misal kalau Song Kran Festival di Bangkok bulan April, atau Tet di Vietnam, atau Lebaran di Malaysia).
- Punya cadangan penginapan (minimal tahu alamat penginapan sekitar yang dekat dengan penginapan utama). Sebab pernah kejadian, di penginapan kami menemui wisatawan yang sudah booking namun kamar yang mereka pesan masih ditempati orang lain (pemilik hostel ya pasti setuju-setuju aja toh kalau wisatawan sebelumnya bermaksud memperpanjang sewa kamar? Dan tidak semua penginapan punya cadangan kamar lho). Walhasil jam 11 malam wisatawan Malaysia tersebut (5 orang) yang sudah naik ke lantai 3 bawa carrier berat turun lagi ke lobi sambil marah-marah sebab kamarnya masih ada yang mengisi. Hostel-hostel murah biasanya dikelola dengan manajemen sederhana sehingga seringkali lupa dengan catatan kedatangan wisatawan.
- Minta no HP si pengurus hostel, minimal 2 orang. Pernah kami pulang jam 12 malam sehabis jalan-jalan di Chiang Mai dan kartu magnetic kami (untuk membuka pintu) menemui masalah. Terpaksa kami menunggu di depan pintu hampir 30 menit. No telepon yang diberikan tidak dapat dihubungi, mem-bel hostel tidak ada yang jawab, untung kami mendapatkan nomor satunya lagi dari kertas yang tertempel di pintu bawah (dioper-oper juga karena si penanggung jawab rumahnya agak jauh dari hostel kami tapi lumayanlah ditanggapi dengan baik kekesalan kami).
- Beli nomor HP lokal kalau tinggal lebih dari beberapa hari. Kembali lagi ke point nomor 3... bayangkan biaya yang dihabiskan pulsa internasional kalau kita sampai menelepon lokal di luar negeri. Stressss.
- Cari hostel yang dekat dengan jalur transportasi masal. Lebih baik mahal sedikt dan mudah mengakses transportasi dibanding murah tapi jauh, sehingga menghabiskan biaya transportasi nantinya atau energi (cape) jalan kaki. Sori ya bro n sis, kalau waktu kita terbatas dan misal jam 11 malam kita masih harus jalan kaki 20 menit (sementara siang-malamnya juga sudah kita habiskan berjalan kaki) kayanya gempor juga lho... (pengalaman pribadi neh di Bangkok, yang lokasinya tertulis 10 menit walk from Lumphini Station padahal diitung2 hampir 20 menit deh berjalan dan nembus gang sini situ). Tips ini tidak berlaku untuk yang perjalanannya memang mencari lokasi yang tenang dan damai.
- Cari hostel dengan review yang baik dan dengan jumlah review yang juga banyak (kalau sedikit, curiga kalau memang diisi oleh temannya si pemilik hostel). Review adalah hasil subyektif para penginap, dan boleh menjadi acuan terpercaya.
- Boleh juga cek dapat fasilitas apa: wifi? Makan pagi? Sewa sepeda gratis? Safety box?
- Pada hostel terutama dengan tipe dormitory awasi barang bawaan. Jangan pernah meninggalkan barang berharga. Bule sekamar juga bisa klepto bro. Kalau bukan tipe dormitory (misal single room), tukang bersih-bersih juga bisa klepto bro sis (kasus di Pham Ngu Lao street, Saigon duit saya pernah ilang sebab istri yang baru pernah bacpackeran ninggalin duit di wastafel kamar mandi – walhasil ilang saat dibersihkan). Mau urus duit ilang bisa berabe kalo diluar negeri walau cuma ilang seratus ribuan sebab kendala bahasa bro, masa mau maki-maki pake bahasa kita sedang dia juga ga ngerti kan?
- Di hostel, baik-baik dengan sesama bacpacker. Kami sering menemui bahwa rasa kesetiakawanan para backpacker sangat besar. Kami berbagi cerita, berbagi barang bawaan kecil-kecil (misal kopi, teh sachet, pernak-pernik kecil dan sebagai pertukaran kami juga mendapatkan hal yang sama dari mereka, selain cerita tentunya).
- Ga yakin hostel atau punya planning lain, bookinglah untuk 1 malam saja (kedatangan). Gunakan hari kedua untuk mencek keadaan sekitar syukur-syukur dapet hostel yang lebih enak. Jangan membooking keseluruhan liburan di 1 hostel yang sama sebab kalau hostelnya tidak enak agak sulit membatalkan pemesanan (ada penalti biasanya, kecuali si pemilik memaklumi – tapi keadaan kita lebih lemah biasanya).
- Saya suka bawa benda-benda remeh tapi penting ini di hostel: 1 universal charger sambunhin dengan 1 kaki tiga supaya bisa charge 3 alat sekaligus, tali rafia sepanjang 5 meter (beli aja 1000 di warung bro) buat jemur, kantong plastik yang rada tebel (1 atau 2) buat nyuci, pemanas air teko plastik (beli 15 ribu bro di Giant) buat nyeduh kopi, klip kertas (buat jepit baju). Buku Lonely Planet kecuali ngerasa penting banget ga usahlah dibawa sebab berat. Print aja dari internet, kecilin hurufnya – sekalian buat dicoret-coret belakangnya kalau kosong.
Wokeh segitu dulu tipsnya. Selain
hostel bisa juga teman-teman menginap gratisan apabila menjadi anggota misal www.couchsurfing.com (saya sampai
sekarang belum pernah inap walau sudah beberapa kali teman dari luar negeri
menginap di rumah saya – beberapa kali saya coba cuma belum beruntung sebab
yang punya rumah ingkar janji (membatalkan janji, sibuk bekerja misalnya).
Biasanya saya suka memakai fasilitas seperti www.booking.com (gada booking fee, kita bayar saat tiba di
hostel, tapi apabila dibatalkan terlalu dekat ke hari H maka kartu kredit kita
akan kena charge). Selain itu ada juga www.agoda.com
atau www.hostelworld.com (dua-duanya
juga saya pernah coba). Seringkali harga yang ditawarkan situs ini lebih murah
dibanding booking langsung hostel. So, it’s worth a try.